Ekologi
berasal dari bahasa Yunani oikos (rumah atau tempat hidup) dan logos (ilmu).
Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat
hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara
organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya bersifat eksploratif dengan tidak
melakukan percobaan, jadi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi
di alam.
Pada saat ini dengan berbagai keperluan dan kepentingan, ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi jawaban terhadap berbagai kejadian alam. Sebagai contoh ekologi diharapkan dapat memberi jawaban terhadap terjadinya tsunami, banjir, tanah longsor, DBD, pencemaran, efek rumah kaca, kerusakan hutan, dan lain-lain.
Struktur ekosistem menurut Odum (1983), terdiri dari beberapa indikator yang menunjukan keadaan dari system ekologi pada waktu dan tempat tertentu. Beberapa penyusun struktur ekosistem antara lain adalah densitas (kerapatan), biomas, materi, energi, dan faktor-faktor fisik-kimia lain yang mencirikan keadaan system tersebut. Fungsi ekosistem menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam system.
Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem, maka seseorang yang belajar ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang komprehensip berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan seperti: taksonomi, morfologi, fisiologi, matematika, kimia, fisika, agama dan lain-lain. Belajar ekologi tidak hanya mempelajari ekosistem tetapi juga otomatis mempelajari organisme pada tingkatan organisasi yang lebih kecil seperti individu, populasi dan komunitas.
Menurut Zoer´aini (2003), Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya mempertanyakan berbagai hal antara lain adalah:
1. Bagaimana alam bekerja
2. Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya
3. Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi
5. Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan
6. Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi sebagai populasi
7. Bagaimana keindahan ekosistem tercipta
Dari perpaduan harafiah dan berbagai kajian, maka ekologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbalbalik antar mahluk hidup dan juga antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Manusia sebagai mahluk hidup juga menjadi pembahasan dalam kajian ekologi. Ekologi menjadi jembatan antara ilmu alam dengan ilmu social.
PEMBAGIAN EKOLOGI
Ekologi dapat dibagi menjadi autekologi dan sinekologi
1. Autekologi membahas sejarah hidup dan pola adaptasi individu-individu organisme terhadap lingkungan
2. Sinekologi membahas golongan atau kumpulan organisme yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan
Bila studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis serangga dengan lingkungannya, kajian ini bersifat autekologi. Apabila studi dilakukan untuk mengetahui karakteristik lingkungan dimana serangga itu hidup maka pendekatannya bersifat sinekologi.
APLIKASI EKOLOGI
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang memiliki banyak keistimewaan dibanding dengan makhluk lainnya. Manusia dibekali dengan kelebihan akal dan pikiran. Mampukan dengan akal dan pikirannya, manusia melindungi, merawat dan mensejahterakan alam sekitarnya? Jawaban paling simple dan mudah adalah mari kita lihat saja lingkungan yang ada disekitar kita.
Manusia sebagai bagian dari alam semesta dan berbekal akal dan pikirannya saat ini sebagian telah menjadi monster bagi dirinya sendiri, makhluk lain dan lingkungannya. Kegiatan-kegiatan untuk mensejahterakan dirinya justru menjadi malapetaka. Penggunaan pestisida untuk meningkatkan hasil panen meninggalkan residu yang karsinogenik dan membunuh banyak mahluk hidup lain bukan sasaran, penebangan hutan, penggunaan unsur radioaktif, penggunaan bahan-bahan kosmetik, pengharum, pembangunan industri, pembangunan perumahan dan lain-lain justru menjadi bumerang bagi manusia itu sendiri.
Menguasai Saintek dan knowledge bagi manusia adalah merupakan kewajiban, tetapi pengetahuan dan ilmu tersebut harus benar-benar diperuntukan bagi kesejahteraan alam semesta beserta isinya. Terjadinya bencana alam akhir-akhir ini hanyalah bentuk peringatan Tuhan bagi umat manusia agar manusia kembali ke jalan yang benar.
Pada saat ini dengan berbagai keperluan dan kepentingan, ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi jawaban terhadap berbagai kejadian alam. Sebagai contoh ekologi diharapkan dapat memberi jawaban terhadap terjadinya tsunami, banjir, tanah longsor, DBD, pencemaran, efek rumah kaca, kerusakan hutan, dan lain-lain.
Struktur ekosistem menurut Odum (1983), terdiri dari beberapa indikator yang menunjukan keadaan dari system ekologi pada waktu dan tempat tertentu. Beberapa penyusun struktur ekosistem antara lain adalah densitas (kerapatan), biomas, materi, energi, dan faktor-faktor fisik-kimia lain yang mencirikan keadaan system tersebut. Fungsi ekosistem menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam system.
Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem, maka seseorang yang belajar ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang komprehensip berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan seperti: taksonomi, morfologi, fisiologi, matematika, kimia, fisika, agama dan lain-lain. Belajar ekologi tidak hanya mempelajari ekosistem tetapi juga otomatis mempelajari organisme pada tingkatan organisasi yang lebih kecil seperti individu, populasi dan komunitas.
Menurut Zoer´aini (2003), Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya mempertanyakan berbagai hal antara lain adalah:
1. Bagaimana alam bekerja
2. Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya
3. Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi
5. Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan
6. Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi sebagai populasi
7. Bagaimana keindahan ekosistem tercipta
Dari perpaduan harafiah dan berbagai kajian, maka ekologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbalbalik antar mahluk hidup dan juga antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Manusia sebagai mahluk hidup juga menjadi pembahasan dalam kajian ekologi. Ekologi menjadi jembatan antara ilmu alam dengan ilmu social.
PEMBAGIAN EKOLOGI
Ekologi dapat dibagi menjadi autekologi dan sinekologi
1. Autekologi membahas sejarah hidup dan pola adaptasi individu-individu organisme terhadap lingkungan
2. Sinekologi membahas golongan atau kumpulan organisme yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan
Bila studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis serangga dengan lingkungannya, kajian ini bersifat autekologi. Apabila studi dilakukan untuk mengetahui karakteristik lingkungan dimana serangga itu hidup maka pendekatannya bersifat sinekologi.
APLIKASI EKOLOGI
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang memiliki banyak keistimewaan dibanding dengan makhluk lainnya. Manusia dibekali dengan kelebihan akal dan pikiran. Mampukan dengan akal dan pikirannya, manusia melindungi, merawat dan mensejahterakan alam sekitarnya? Jawaban paling simple dan mudah adalah mari kita lihat saja lingkungan yang ada disekitar kita.
Manusia sebagai bagian dari alam semesta dan berbekal akal dan pikirannya saat ini sebagian telah menjadi monster bagi dirinya sendiri, makhluk lain dan lingkungannya. Kegiatan-kegiatan untuk mensejahterakan dirinya justru menjadi malapetaka. Penggunaan pestisida untuk meningkatkan hasil panen meninggalkan residu yang karsinogenik dan membunuh banyak mahluk hidup lain bukan sasaran, penebangan hutan, penggunaan unsur radioaktif, penggunaan bahan-bahan kosmetik, pengharum, pembangunan industri, pembangunan perumahan dan lain-lain justru menjadi bumerang bagi manusia itu sendiri.
Menguasai Saintek dan knowledge bagi manusia adalah merupakan kewajiban, tetapi pengetahuan dan ilmu tersebut harus benar-benar diperuntukan bagi kesejahteraan alam semesta beserta isinya. Terjadinya bencana alam akhir-akhir ini hanyalah bentuk peringatan Tuhan bagi umat manusia agar manusia kembali ke jalan yang benar.
Pemberian Nama Komunitas
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas dimaksud. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas, seperti komunitas hutan jati, padang rumput, plankton, terumbu karang padang lamun, mangrove, dll.
Species dominan atau organisme yang memberi wujud khas pada suatu komunitas dimana terdapat satu atau beberapa organisme dengan jumlah yang banyak pada komunitas, dapat dipergunakan untuk memberi nama komunitas tersebut. Nama komunitas harus berarti dan sependek mungkin. Menurut Zoer'aini (2003), cara paling baik untuk menamakan komunitas adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Secara ringkas pemberian nama komunitas dapat didasarkan pada:
1. Bentuk-bentuk hidup atau struktur utama penyusunnya, seperti hutan pinus, hutan jati, hutan bakau
2. Berdasarkan habitat dari komunitas, seperti komunitas pantai berbatu, berpasir, berlumpur, komunitas laut dalam, komunitas air payau dll
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional, seperti komunitas plankton, komunitas bentik, komunitas hutan hujan tropis dll
Perubahan dalam komunitas yang terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan, berlangsung lambat, teratur dan terarah menuju kestabilan disebut dengan suksesi. Proses suksesi akan terus berlangsung sampai tercapai titik klimaks, yaitu kondisi dimana komunitas mencapai titik keseimbangan. Menurut konsep terkini seksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioneer oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sesuai dengan lingkungannya.
1. Suksesi Primer
Suksesi terjadi karena ekosistem mengalami gangguan yang sangat berat sehingga komunitas yang ada hilang atau rusak total. Misalnya peristiwa tsunami, letusan gunung berapi, aktivitas pertambangan, dan lain-lain
2. Suksesi sekunder
Terjadi pada ekosistem yang mengalami kerusakan tetapi tidak total, masih ada yang tersisa. Misalnya kerusakan akibat banjir, kebakaran, tanah longsor, pembukaan lahan perkebunan dan lain sebagainya.
Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi organisme. Lingkungan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Lingkungan berbeda dengan habitat. Habitat merupakan tempat dimana organisme hidup. Secara garis besar habitat organisme dapat dibagi menjadi dua yaitu habitat terrestrial dan aquatik, keadaan lingkungan dari habitat tersebut berbeda. Lingkungan, habitat dan makhluk hidup akan membentuk sebuah system yang disebut dengan ekosistem. Komponen-komponen lingkungan selain berinteraksi dengan organisme, juga berinteraksi antar sesama komponen tersebut, sehingga sulit untuk memisahkan dan mengubahnya tanpa mempengaruhi bagian lain dari lingkungan.
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas dimaksud. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas, seperti komunitas hutan jati, padang rumput, plankton, terumbu karang padang lamun, mangrove, dll.
Species dominan atau organisme yang memberi wujud khas pada suatu komunitas dimana terdapat satu atau beberapa organisme dengan jumlah yang banyak pada komunitas, dapat dipergunakan untuk memberi nama komunitas tersebut. Nama komunitas harus berarti dan sependek mungkin. Menurut Zoer'aini (2003), cara paling baik untuk menamakan komunitas adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Secara ringkas pemberian nama komunitas dapat didasarkan pada:
1. Bentuk-bentuk hidup atau struktur utama penyusunnya, seperti hutan pinus, hutan jati, hutan bakau
2. Berdasarkan habitat dari komunitas, seperti komunitas pantai berbatu, berpasir, berlumpur, komunitas laut dalam, komunitas air payau dll
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional, seperti komunitas plankton, komunitas bentik, komunitas hutan hujan tropis dll
Perubahan dalam komunitas yang terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan, berlangsung lambat, teratur dan terarah menuju kestabilan disebut dengan suksesi. Proses suksesi akan terus berlangsung sampai tercapai titik klimaks, yaitu kondisi dimana komunitas mencapai titik keseimbangan. Menurut konsep terkini seksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioneer oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sesuai dengan lingkungannya.
1. Suksesi Primer
Suksesi terjadi karena ekosistem mengalami gangguan yang sangat berat sehingga komunitas yang ada hilang atau rusak total. Misalnya peristiwa tsunami, letusan gunung berapi, aktivitas pertambangan, dan lain-lain
2. Suksesi sekunder
Terjadi pada ekosistem yang mengalami kerusakan tetapi tidak total, masih ada yang tersisa. Misalnya kerusakan akibat banjir, kebakaran, tanah longsor, pembukaan lahan perkebunan dan lain sebagainya.
Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi organisme. Lingkungan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Lingkungan berbeda dengan habitat. Habitat merupakan tempat dimana organisme hidup. Secara garis besar habitat organisme dapat dibagi menjadi dua yaitu habitat terrestrial dan aquatik, keadaan lingkungan dari habitat tersebut berbeda. Lingkungan, habitat dan makhluk hidup akan membentuk sebuah system yang disebut dengan ekosistem. Komponen-komponen lingkungan selain berinteraksi dengan organisme, juga berinteraksi antar sesama komponen tersebut, sehingga sulit untuk memisahkan dan mengubahnya tanpa mempengaruhi bagian lain dari lingkungan.
Ilmu
Lingkungan
Ilmu lingkungan atau Environmental
Science (ES) merupakan suatu ilmu yang mempelajari interaksi antara
komponen – komponen fisik, kimia dan biologi yang ada di lingkungan serta
merupakan suatu disiplin ilmu yang saling melengkapi dengan ilmu alam, ilmu teknik
dan ilmu sosial. Dalam keterkaitannya dengan Ilmu lingkungan, ES berfokus
pada polusi dan penurunan kualitas lingkungan yang berhubungan dengan aktivitas
manusia yang berpengaruh pada perubahan biologis dan lingkungan berkelanjutan,
serta melibatkan aspek ilmu ekonomi, ilmu hukum dan ilmu – ilmu sosial.
Keseluruhan aspek ilmu tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan
dan berpengaruh pada lingkungan.
Ilmu lingkungan dalam konteks
arstitektur erat kaitannya dengan istilah Ecological Design atau
Arsitektur Ekologis, dimana dalam setiap perencanaan arsitektur selalu
mempertimbangkan kaidah atau aspek lingkungan yang ada untuk dapat memberikan
kontribusi di dalam pembangunan sehingga mampu meminimalkan dampak negatif
dalam pembangunan demi kelestarian lingkungan dan alam tetap terjaga. Dalam hal
ini konteks ilmu lingkungan tidak lepas dari prilaku manusia itu sendiri
sebagai suatu komponen lingkungan yang paling dominan karena manusia senantiasa
mengolah, mengambil dan mengembangkan sesuatu yang ada di alam itu sendiri.
Untuk mencapai keseimbangan lingkungan tentu diperlukan kesadaran dari manusia
agar merasa memiliki dan mencintai segenap makhluk hidup dan alam lingkungannya
sebagai tempat hidupnya.
Konsep
Ekologi
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara
seluruh komponen ekosistem
harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis).
Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah
kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam
keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti
halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik dialam. Namun manusia cenderung
mengganggu dalam sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan
dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan
yang terakhir manusia.
Hubungan
Ekologi dengan lainnya
Ekologi dalam politik menimbulkan
banyak filsafat yang
amat kuat dan pergerakan politik – termasuk gerakan konservasi, kesehatan lingkungan, dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan
dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya,
mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan
prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan
keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik. Orang yang memiliki
kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik.
Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau,
namun ada benar-benar ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering
mereka memakai argumen dari ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya
kebijakan hutan dan energi.
Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang
dilakukan akademisi juga.
Ekologi dalam kacamata Antropologi terkadang
apabila dibandingkan keduanya menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu
hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana
tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita,
ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran
kita. Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan,
namun paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol
objek ekologi — masalah subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau
psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan manusia dan
tantangan ekonomi berkembang bersama.
Cabang
ilmu Ekologi
Ekologi Tingkah Laku, Ekologi Komunitas dan
Sinekologi, Ekologi Fisiologi, Ekologi Ekosistem, Ekologi Evolusi, Ekologi
Global, Ekologi Manusia, Ekologi Populasi, Ekologi Akuatik, Ekologi Api,
Ekologi Fungsional, Ekologi Polinasi, Ekologi Hutan, Ekologi Laut, Ekologi Laut
Tropis, Ekologi Pangan dan Gizi, Ekologi Hutan Mangrove, Ekologi Kesehatan,
Ekologi Antariksa, Ekologi Pedesaan, Ekologi Serangga, Ekologi Habitat, Ekologi
Pelestarian, Ekologi Hewan, Ekologi Produksi, Ekologi Purbakala, Ekologi
Sosial, Ekologi Radiasi, Ekologi Tumbuhan Penganggu, Ekologi Lanskap, Ekologi
Molekuler, Ekologi Robot, Ekologi Industri.
Pembagian
Ekologi
Ekologi pada masa kini menjadi luas cakupannya,
namun dapat digolongkan menurut bidang kajiannya :
1. Auteknologi adalah
ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Biaasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adptasi
terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain.
Misalnya seorang ahli ekologi hanya mengkaji seluk beluk ekologi orang (Pongo
pygmeaus) di alam asli, dan sebagainya.
2. Sinekologi adalah
ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang
saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Sering pula kita dengar dengan
istilah lain seperti : ekologi jenis, ekologi populasi, ekologi komunitas, dan
ekologi ekosistem.
3. Pembagian menurut
habitat.
Ada di antara para
pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi menurut habitat atau tempat
suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu ada istilah :
1. Ekologi bahari atau
kelautan
2. Ekologi perairan tawar
3. Ekologi darat atau
terrestrial
4. Ekologi estuaria (muara
sungai ke laut)
5. Ekologi padang rumput
d. Pembagian menurut taksonomi, yaitu
sesuai dengan sistematika makhluk hidup, misalnya :
1. Ekologi tumbuhan
2. Ekologi hewan, seperti
ekologi serangga dan ekologi burung.
3. Ekologi mikroba, jasad
renik dan sebagainya.
Ekologi
dalam Ekonomi
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
1. Lynn Margulis
mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi
ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
2. Mike Nickerson
mengatakan bahwa “ekonomi tiga perlima ekologi” sejak ekosistem menciptakan
sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan “untuk bebas”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar